Sarbin Sehe Bakal Bangun Kedatong 4 Kesultanan Moloku Kie Raha

Editor: Admin

 

Sofifi, ibukota Provinsi Maluku Utara, sedang dipersiapkan untuk menjadi kota metropolitan yang tidak hanya modern, tetapi juga kaya akan nilai sejarah dan budaya lokal. Sarbin Sehe, calon Wakil Gubernur Maluku Utara, mengungkapkan visi besar untuk menjadikan Sofifi sebagai miniatur dari kesepakatan Moti Verbond, yang melibatkan empat kesultanan besar di Maluku Utara: Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. 

Sofifi, ibukota Provinsi Maluku Utara, sedang dipersiapkan untuk menjadi kota metropolitan yang tidak hanya modern, tetapi juga kaya akan nilai sejarah dan budaya lokal. Sarbin Sehe, calon Wakil Gubernur Maluku Utara, mengungkapkan visi besar untuk menjadikan Sofifi sebagai miniatur dari kesepakatan Moti Verbond, yang melibatkan empat kesultanan besar di Maluku Utara: Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. 

"Melalui pembangunan empat kadatong di Sofifi, yang mewakili Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan, kami ingin membangun kota yang mencerminkan semangat Moti Verbond. Ini adalah kesepakatan empat kerajaan yang saling menghormati dan bekerja bersama dalam kesejahteraan bersama," ujar Sarbin Sehe.

Sofifi Sebagai Miniatur Moti Verbond

Sofifi akan menjadi simbol persatuan empat kesultanan besar di Maluku Utara, yang tercermin dalam pembangunan empat kadatong—Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Setiap kadatong akan mengakomodasi nilai-nilai adat dan budaya lokal yang menjadi kekuatan utama dalam pembangunan kota. Konsep ini mengingatkan pada kesepakatan Moti Verbond, yang melibatkan empat kesultanan yang sepakat untuk hidup bersama dalam kesejahteraan dan perdamaian.

"Sofifi bukan hanya menjadi kota pemerintahan, tetapi juga miniatur dari kesepakatan Moti Verbond, yang membawa bersama empat kerajaan besar yang ada di Maluku Utara. Melalui pembangunan empat kadatong, kami ingin mewujudkan kembali semangat kebersamaan itu dalam konteks kota modern," tambah Sarbin.

Peran Sultan Sebagai Dewan Penasehat Daerah

Sarbin Sehe juga menekankan bahwa para Sultan dari masing-masing kesultanan akan memiliki peran penting dalam struktur pemerintahan Sofifi. Keempat Sultan ini akan ditetapkan sebagai anggota Dewan Penasehat Daerah, yang memberikan nasihat strategis kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Instansi Vertikal, dan DPRD. Peran ini sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil tetap menghormati kearifan lokal dan kebutuhan masyarakat.

"Para Sultan akan menjadi bagian integral dari sistem pemerintahan daerah, memberikan arahan dan masukan kepada Pemda, instansi vertikal, dan DPRD. Kami ingin memastikan bahwa keputusan yang diambil mencerminkan aspirasi rakyat dan tetap mengedepankan nilai-nilai tradisional yang telah ada," ujar Sarbin Sehe.

Kesultanan sebagai Bagian dari Forkompimda

Selain peran sebagai Dewan Penasehat Daerah, keempat Sultan juga akan menjadi bagian dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), yang berfungsi untuk menjaga stabilitas politik dan sosial di Sofifi dan Maluku Utara. Dengan melibatkan Sultan dalam Forkopimda, diharapkan akan tercipta kolaborasi yang harmonis antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan tokoh adat dalam menjaga ketertiban dan kesejahteraan masyarakat.

"Keikutsertaan Sultan dalam Forkopimda akan memperkuat kerja sama antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan masyarakat adat. Ini adalah langkah penting untuk memastikan keamanan, ketertiban, dan pembangunan yang berkelanjutan di Sofifi," jelas Sarbin.

Sofifi: Kota yang Menghubungkan Sejarah dan Masa Depan

Dengan visi ini, Sofifi tidak hanya dipersiapkan sebagai kota metropolitan yang modern, tetapi juga sebagai kota yang menghargai sejarah dan budaya lokal. Melalui pembentukan empat kadatong dan peran sentral Sultan, Sofifi akan menjadi contoh bagaimana tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan untuk menciptakan kota yang inklusif, sejahtera, dan berkelanjutan.

Sarbin Sehe menegaskan bahwa melalui pembangunan Sofifi, Maluku Utara akan menguatkan posisinya sebagai jembatan antara budaya, ekonomi, dan politik di Indonesia bagian timur. "Kami percaya bahwa dengan memadukan kearifan lokal dan pembangunan yang berbasis pada potensi ekonomi, Sofifi dapat menjadi pusat peradaban yang menghubungkan dunia dengan Indonesia Timur," tutup Sarbin.

Dengan langkah-langkah strategis yang melibatkan kesultanan, pemerintah daerah, dan masyarakat, Sofifi berpotensi untuk menjadi kota metropolitan yang tidak hanya maju, tetapi juga menjaga dan merayakan keberagaman budaya yang ada di Maluku Utara. (Red/tim)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com