Warga Ternate Bersiap Menyambut Perayaan Budaya Moloku Kie Raha
Ketua Panitia Pelaksana, Syarif Abdullah, mengungkapkan bahwa kegiatan ini semula direncanakan berlangsung pada tahun 2024. Namun, dengan mempertimbangkan momentum politik kala itu, panitia memutuskan menunda pelaksanaan demi menjaga marwah dan kemurnian nilai budaya dalam festival tersebut.
"Festival ini bukan sekadar acara hiburan, tapi merupakan ruang untuk merawat, merayakan, dan melestarikan nilai-nilai luhur kebudayaan Moloku Kie Raha. Maka kami ingin pastikan pelaksanaannya steril dari unsur kepentingan politik," ujar Syarif, yang juga menjabat sebagai Ketua Wilayah GP Ansor Maluku Utara.
Komitmen kuat panitia dalam menghidupkan tradisi mendapat dukungan langsung dari Gubernur Maluku Utara. Syarif menceritakan bahwa pada 30 Maret lalu, dirinya bersama Yang Mulia Sultan Ternate menghadiri pertemuan khusus dengan Ibu Gubernur di Kadaton Kesultanan Ternate untuk memaparkan rencana kegiatan tersebut
"Alhamdulillah, Ibu Gubernur memberikan dukungan penuh terhadap Festival Legu Tara No Ate 2025. Ini menjadi energi positif bagi kami untuk bekerja lebih maksimal menyukseskan kegiatan budaya ini," kata mantan Sekretaris PMII Ternate itu.
Panitia juga telah melakukan koordinasi awal dengan Wali Kota Ternate terkait penggunaan jalan Tapak Kota Baru - Mangga Dua sebagai salah satu area kegiatan. "Kami sudah sempat bertemu Pak Wali dan mendapat respon yang baik. Karena ada perubahan jadwal, kami akan menjadwalkan ulang pertemuan untuk konfirmasi ulang izin penggunaan lokasi," tambahnya
Festival Legu Tara No Ate 2025 diharapkan menjadi magnet wisata budaya yang tidak hanya menyatukan masyarakat Maluku Utara, tetapi juga menarik perhatian wisatawan nusantara dan mancanegara untuk datang menyaksikan kekayaan tradisi dan sejarah Kesultanan Ternate
Dengan semangat kebersamaan dan dukungan penuh dari berbagai pihak, Festival ini diyakini akan menjadi ajang prestisius yang mengangkat kembali kejayaan budaya Moloku Kie Raha di mata dunia. (Red/Morinyo)