Purna Tugas dalam Sunyi, Dikenang dalam Hati: Soadri Ingratubun Menutup Pengabdiannya dengan Ketulusan

Editor: Admin

LABUHA, LUGOPOST.ID – Hari itu, Jumat, 1 Agustus 2025, bukanlah hari biasa di lingkup Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan. Ada yang berbeda. Ada yang menggantung di udara sebuah perasaan haru yang pelan-pelan menjelma jadi tetes air mata. Soadri Ingratubun, seorang abdi negara yang dikenal tenang dan bersahaja, resmi menanggalkan tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara setelah genap 58 tahun.

LABUHA, LUGOPOST.ID - Hari itu, Jumat, 1 Agustus 2025, bukanlah hari biasa di lingkup Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan. Ada yang berbeda. Ada yang menggantung di udara sebuah perasaan haru yang pelan-pelan menjelma jadi tetes air mata. Soadri Ingratubun, seorang abdi negara yang dikenal tenang dan bersahaja, resmi menanggalkan tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara setelah genap 58 tahun.

Tak ada seremoni besar. Tak ada panggung atau mikrofon. Hanya ruang sederhana, namun penuh keikhlasan. Dalam balutan kesahajaan, pria yang akrab disapa “Bang Komjen” itu menyampaikan pesan perpisahan yang begitu menyentuh, seolah setiap katanya ditulis langsung dari dalam hati.

“Saya pamit. Tapi bukan dari persahabatan, bukan dari silaturahmi. Saya hanya berpindah tempat. Hati saya tetap di sini, bersama kalian semua,” ujarnya lirih, menahan getar suara, di hadapan Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba dan Wakil Bupati Helmi Umar Muchsin.

Lima bulan terakhir, Soadri menjalani tugas sebagai Asisten III Bidang Administrasi Umum, meski hanya berstatus Pelaksana Tugas. Tanpa jabatan definitif, tanpa tunjangan jabatan, ia tetap hadir, tetap bekerja, tetap melayani—dengan senyum, bukan keluhan.

"Sejak Oktober 2015 saya sudah IV/c. Jadi walaupun Plt, itu tidak memengaruhi jenjang pangkat saya. Saya hanya ingin menunaikan amanah sebaik mungkin,” ucapnya pelan, duduk di sebuah warung kopi di sudut kota, tempat ia biasa menyendiri selepas tugas.

Ia tak menuntut lebih. Meski selama Maret hingga Juni hanya menerima 20 persen Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), Soadri tetap melangkah. Ia tahu, bukan angka yang membuat pengabdian menjadi berarti. Melainkan hati.

“Saya bangga bisa bekerja bersama pemimpin seperti Bassam dan Helmi. Mereka muda, punya visi, dan tidak lelah membenahi sistem pemerintahan,” tuturnya, memberi hormat penuh kepada atasannya.

Tak hanya kepada pimpinan, ucapan tulus juga disampaikan untuk seluruh kolega: sekretaris daerah, para kepala OPD, staf, hingga rekan kerja terdekat.

“Saya merasa kecil, tapi kalian membuat saya merasa berarti. Terima kasih karena telah menerima saya sebagai bagian dari keluarga besar birokrasi Halsel,” katanya sembari menatap ke kejauhan, seakan mengenang ruang-ruang kerja yang kini hanya akan ia lewati dalam ingatan.

Ucapan pamit itu ditutup dengan sebuah kalimat yang meresap ke hati siapa pun yang mendengarnya:

“Bekerjalah dengan senyum. Semoga lelah menjadi lillah. Karena pemerintahan Bassam- Helmi lahir dari doa dan kerja sama kita semua.”

Soadri mungkin telah pamit dari ruangan, tapi ia tak pernah benar-benar pergi dari hati. Ia meninggalkan sesuatu yang jauh lebih abadi daripada jabatan ia meninggalkan teladan.

Kini, setelah puluhan tahun mengabdi tanpa pamrih, Soadri pulang. Bukan sebagai pejabat, tapi sebagai pahlawan dalam diam.

Editor : Idham lugopost

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com