Sultan Bacan Titip Mandat Besar

Editor: Admin

“Murhidin Harisi resmi pimpin Paguyuban Wakatobi Halsel, Bassam Kasuba; Sebagai Dewan Kehormatan Paguyuban Wakatobi”

Sultan Bacan, M. Irsyad Maulana Albaqir Sjah, mengenakan topi adat Kampuruni kepada Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba sebagai dewan kehormatan paguyuban (Wakatobi) Halmahera Selatan, di Aula Kantor Bupati Halsel, Rabu (24/9/2025). Foto ;(Husni/Ketua Gemasuba Kesultanan Bacan). 

Bacan, Maluku Utara – Suasana haru menyelimuti Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan, Rabu (24/9/2025). Murhidin Harisi resmi dikukuhkan sebagai Ketua Paguyuban Wanci, Kaidupa, Tomia, dan Buton (Wakatobi) Halmahera Selatan oleh Sultan Bacan, M. Irsyad Maulana Albaqir Sjah.

Prosesi adat ditandai dengan pemakaian topi tradisional Wakatobi, Kampuruni, sebagai simbol persaudaraan dan penerimaan di bawah naungan Kesultanan Bacan. Pengukuhan turut melibatkan Bupati Halmahera Selatan, Ketua Paguyuban Wakatobi, serta para pengurus, dan disaksikan Forkopimda, sesepuh Wakatobi, serta ketua paguyuban se-Halsel.

Dalam sambutannya, Murhidin Harisi mengaku terharu dan bangga atas pengakuan tersebut.

“Kami sangat bangga karena tidak hanya diakui sebagai salah satu paguyuban di Halsel, tetapi juga diterima sebagai bagian dari masyarakat adat di bawah naungan Kesultanan Bacan. Hal ini menegaskan titah almarhum Sultan Gahral Adyan Sjah, bahwa orang Buton adalah orang Bacan yang bersuku Buton, orang Gorontalo adalah orang Bacan yang bersuku Gorontalo, begitu pula suku-suku lain di Halmahera Selatan,” ujarnya.

 Relasi Panjang Bacan–Wakatobi

Sementara itu, Sultan Bacan M. Irsyad Maulana Albaqir Sjah menegaskan bahwa hubungan masyarakat Wakatobi dengan Kesultanan Bacan telah berlangsung berabad-abad lamanya.

Sultan Bacan M. Irsyad Maulana Albaqir Sjah bersama Bupati Halmahera Selatan,Hasan Ali Bassam Kasuba, Murhidin Harisi selaku Ketua Paguyuban Wakatobi Halsel, serta jajaran pengurus dan tokoh adat berfoto bersama usai prosesi pengukuhan di Aula Kantor Bupati Halsel. Foto ;(Husni/Ketua Gemasuba Kesultanan Bacan). 
Menurut Sultan, kehadiran orang Binongku yang kemudian dikenal sebagai orang Buton di Kesultanan Bacan sudah ada jauh sebelum berdirinya negara Indonesia. Pada masa kejayaan Batjan Archipelago Maschapijt (BAM), etnis Binongko bersama Sangihe, Gorontalo, dan lainnya turut menggerakkan roda perusahaan hingga membawa Bacan dikenal di pasar regional Eropa dengan mata uang sendiri.

Sultan juga mengenang jasa almarhum Ompu Alwi Iskandar Alam, putra Bacan yang pernah menjabat Camat di Wanci pada 1980-an. Saat itu, ia memberi izin beroperasinya kapal Lapempengo dan kapal lain dari Wanci ke Bacan, sehingga mempererat hubungan kedua daerah.

Ajak Bersatu Bangun Negeri

Menutup sambutannya, Sultan mengajak seluruh masyarakat Wakatobi dan paguyuban di Halsel untuk memperkokoh silaturahim sekaligus berkontribusi dalam pembangunan daerah.

“Dengan mengharap ridha Allah SWT, saya mengajak masyarakat Wakatobi, seluruh paguyuban, serta masyarakat adat di wilayah petuanan Soa-nang Salapang Kesultanan Bacan, mulai dari Gane, Ombi Raa, Makoya, Kasiruta, hingga Mandioli untuk bergandeng tangan mengembalikan kejayaan negeri kita tercinta, negeri Kesultanan Bacan. Aamiin YRA, tutup Sultan.

Acara pengukuhan ini menjadi bukti eratnya relasi historis sekaligus simbol persaudaraan masyarakat Wakatobi dan Kesultanan Bacan. (*) 


Editor | Idham Hasan

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com