HALSEL,– Sudah bertahun-tahun, warga Desa Kukupang, Kecamatan Kepulauan Jouronga, Halmahera Selatan, hidup dalam keterbatasan air bersih. Untuk minum dan kebutuhan sehari-hari, masyarakat hanya bergantung pada air hujan yang ditampung di sumur seadanya. Saat musim kemarau tiba, penderitaan mereka kian terasa.
Salah satu warga Kukupang, Hendra Murid, kepada media ini menuturkan, masyarakat benar-benar menderita karena tidak ada pilihan lain selain menunggu hujan turun.
“Air adalah kebutuhan pokok, tapi kami di sini hanya bisa menadah hujan. Kalau musim panas, sumur cepat kering dan warga kesulitan bahkan untuk minum. Kami sangat berharap pemerintah mau turun tangan, mengelola sumber air di Jikolamo, agar desa ini terbebas dari krisis,” ungkap Hendra kepada media ini Sabtu, (23/0825).
Terpisah, Kepala Desa Kukupang, Fauzi Ibrahim, mengakui persoalan itu. Ia menjelaskan, sekitar lima tahun lalu dirinya bersama warga telah melakukan survei ke lokasi sumber air di Jikolamo yang berjarak delapan kilometer dari kampung. Saat itu tiga mesin alkon pernah diturunkan untuk menguras galian sumur, namun debit air yang keluar begitu besar hingga tidak bisa ditangani.
“Kami sudah survei di Jikolamo. Debit airnya luar biasa, tapi karena keterbatasan peralatan kami tidak mampu mengelolanya. Kalau ada sedikit sentuhan dari dinas terkait, krisis air di desa kami pasti bisa diatasi,” jelas Fauzi yang akrab disapa Abang Ji.
Baik warga maupun pemerintah desa kini menaruh harapan besar kepada Pemkab Halmahera Selatan, terutama Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba dan Wakil Bupati Helmi Umar Muksin, agar memberi perhatian serius.
Mereka juga meminta Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) mengalokasikan anggaran pembangunan sarana air bersih untuk Desa Kukupang pada tahun 2026 mendatang.
“Sudah terlalu lama kami bertahan dengan kondisi ini. Semoga pemerintah daerah benar-benar mendengar suara masyarakat Kukupang, karena air adalah kebutuhan dasar yang tidak boleh diabaikan,” pungkas Fauzi. (Red)