Jakarta-Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, sosok cendekiawan muslim terkemuka, kini resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Agama Republik Indonesia dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Penunjukan ini menjadi penegasan akan kontribusi besar Nasaruddin dalam dunia keagamaan, pendidikan, serta dialog antaragama yang selama ini ia perjuangkan dengan penuh dedikasi. Sebagai seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Nasaruddin dikenal karena pandangannya yang progresif, mendalam, serta komitmennya dalam mengembangkan Islam yang moderat dan inklusif.
Lahir di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959, perjalanan Nasaruddin Umar dimulai dari pendidikan pesantren yang membentuk dasar keilmuan agamanya. Ia melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar Sarjana dari Fakultas Syariah IAIN Alauddin Ujung Pandang, dan kemudian melanjutkan ke jenjang pascasarjana di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Puncak pendidikannya ditandai dengan disertasi S3-nya yang mengupas "Perspektif Jender dalam Al-Quran" pada tahun 1998, menjadikannya sebagai salah satu pemikir progresif dalam isu-isu kesetaraan dalam Islam.
Sebagai seorang tokoh NU, Nasaruddin berperan penting dalam memperkuat nilai-nilai Islam Nusantara yang berfokus pada moderasi, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama. Perannya tidak hanya di lingkup keagamaan, tetapi juga dalam berbagai kegiatan lintas agama, seperti menjadi pendiri Masyarakat Dialog antar Umat Beragama (MADIA) sejak 1983 dan aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam karir pemerintahan, Nasaruddin sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri Agama di era Presiden Jokowi (2011-2014) dan sejak 2016, ia juga dipercaya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, simbol besar keagamaan di Indonesia. Jabatan-jabatan penting ini mencerminkan kepercayaan yang besar terhadapnya dalam menjaga keharmonisan dan kerukunan di tengah keberagaman Indonesia.
Dilantiknya Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama merupakan pengakuan terhadap kontribusi panjangnya, baik dalam dunia pendidikan Islam maupun peran strategisnya dalam mendorong dialog antaragama. Dengan latar belakang dan pengalaman yang luas, Nasaruddin diharapkan mampu terus membawa perubahan positif bagi pembangunan moral dan spiritual bangsa, sejalan dengan semangat NU yang menekankan pentingnya moderasi dan persatuan umat.