Buka Festival Budaya Bersama Wapres Gibran di Ternate, Serly Tegaskan Pentingnya Warisan Leluhur
Dalam sambutannya, Gubernur Serly menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas terselenggaranya festival budaya yang telah menjadi ikon kebudayaan Maluku Utara itu. Ia menegaskan bahwa ‘Legu Taranoate’ bukan sekadar pesta rakyat, melainkan panggilan jiwa untuk menjaga warisan budaya leluhur.
“Legu Taranoate adalah tanda kasih, ketulusan, dan kebersamaan. Ia menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara adat dan kemajuan,” ujar Serly di hadapan ribuan masyarakat yang memadati lokasi acara.
Gubernur menyebutkan, Kota Ternate sebagai negeri para raja dan pelaut memiliki peran besar dalam menyalakan peradaban di kawasan timur Indonesia. Ia menilai, di tengah pesatnya pembangunan di wilayah Halmahera dan Sofifi, kekayaan budaya Kesultanan Ternate menjadi nilai strategis untuk mempertahankan identitas dan daya tarik daerah.
“Ketika semua wilayah berkembang dengan pesat, maka Kota Ternate harus memiliki nilai tersendiri dan itu adalah kebudayaan,” tegasnya.
Serly juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang di tengah kesibukannya berkenan hadir membuka festival. Menurutnya, kehadiran Wapres menjadi bukti nyata perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan kebudayaan di Maluku Utara.
Ia menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya diukur dari beton dan angka statistik, tetapi juga dari jiwa kebangsaan serta akar budaya yang menjadi penuntun arah bangsa.
“Budaya tidak boleh dimaknai hanya sebagai peninggalan, tetapi juga sebagai identitas dan penuntun arah bangsa,” katanya.
Serly kemudian menyinggung sejarah besar empat kesultanan di Maluku Utara Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo, yang pernah menjadi pusat peradaban dan jalur rempah dunia. Dari peradaban itulah lahir tradisi, sastra, dan nilai kepemimpinan yang luhur.
![]() |
Penampilan seni dan tradisi daerah mewarnai Festival Budaya Adat Legu Taranoate di Lapangan Perikanan Bastiong, Ternate Selatan. (Dok. Idham /Lugopost.id) |
Gubernur juga menyampaikan penghargaan kepada Sultan Ternate, perangkat adat, serta panitia dan seluruh pihak yang telah bekerja keras mempersiapkan acara sejak 15 hingga 18 Oktober 2025. Ia berharap, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan lintas generasi dan lintas etnis untuk memperkuat jati diri masyarakat Maluku Utara.
“Selama budaya kita hidup, selama itu pula keindonesiaan akan tegak, terjaga, dan berdaulat,” tandas Serly.
Editor | Idham Hasan