![]() |
Foto istimewa |
SEMARANG – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Santripreneur Nusantara (Geninusa) Provinsi Jawa Tengah masa khidmat 2025–2030 resmi dilantik pada Minggu, 23 Juni 2025. Pelantikan sekaligus Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ini digelar di Aula Kantor DPD RI Jawa Tengah, Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang.
Sebanyak 38 pengurus baru Geninusa Jawa Tengah dilantik dan mengucapkan sumpah janji jabatan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Geninusa.
Dalam sambutannya, Ketua DPW Geninusa Jateng, Muhammadun, menegaskan pentingnya kolaborasi dan dukungan antar pengurus serta seluruh pihak terkait. “Ini adalah lembaga baru yang perlu kita support bersama untuk kemajuan para santri, khususnya yang bergerak di bidang kewirausahaan. Kita ingin mendorong potensi besar di wilayah Jawa Tengah sesuai dengan teritorial dan sumber daya yang kita miliki,” ujar Muhammadun.
Acara pelantikan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah yang mewakili Gubernur Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko. Dalam sambutannya yang dibacakan oleh perwakilan Sekda, Gubernur menyampaikan dukungan penuh terhadap eksistensi dan peran Geninusa dalam mendorong kemandirian ekonomi para santri.
Hadir pula sejumlah pejabat dari instansi pemerintah provinsi, seperti Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), Kesbangpol, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pendidikan, serta sejumlah tokoh ormas dan pembina Geninusa.
Usai pelantikan, kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Enterpreneur bertajuk “Membangun Kemandirian Santri di Era 5.0.” Workshop ini menghadirkan para narasumber kompeten di bidangnya, antara lain Plt. Kepala BBVP Kementerian Ketenagakerjaan Jateng, Amir Syarifuddin; akademisi UIN Sunan Kudus, Dr. H. Kisbiyanto, M.Pd.; anggota DPD RI Dapil Jawa Tengah, Abdul Kholik; serta Staf Khusus Badan Haji Nasional, Hamam Asy’ari.
Dengan semangat pelantikan dan diskusi yang inspiratif, Geninusa Jawa Tengah siap mengambil peran strategis dalam memajukan santripreneur dan mendorong lahirnya generasi santri yang mandiri, inovatif, serta berdaya saing tinggi di era revolusi industri 5.0. (red/tim)