Bantuan Banjir Tak Layak, Kepala BPBD Halsel Disorot: Tikus Lebih Dulu Nikmati Bantuan Korban

Editor: Admin

 

Foto istimewa 

LABUHA, LUGOPOST — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Selatan, Aswin M. Adam, menjadi sorotan tajam menyusul dugaan penyaluran bantuan logistik yang tidak layak bagi korban banjir di wilayah Labuha dan sekitarnya.

Bantuan yang seharusnya menjadi harapan di tengah bencana justru datang dalam kondisi memprihatinkan. Beras bekas gigitan tikus, kardus logistik rusak, hingga minimnya bahan kebutuhan mendesak—itulah yang diterima para pengungsi.

Anggota DPRD Halsel dari Fraksi NasDem, Fransiska Thendean, tidak menahan amarahnya. Kepada media ini, Senin (23/6), ia menyatakan bahwa kondisi bantuan tersebut justru memperburuk psikologis warga yang sudah tertekan akibat bencana.

“Ini soal harga diri masyarakat. Saya tidak pernah membayangkan bantuan akan datang dalam kondisi seperti itu. Banyak beras digigit tikus, tidak ada alat tidur, makanan cepat saji pun tidak tersedia. Di mana tanggung jawab moral pemerintah daerah?” tegas Fransiska.

Fransiska yang juga merupakan korban banjir, mengaku sudah menyerahkan data kebutuhan mendesak masyarakat langsung kepada Kepala BPBD, Aswin Adam. Namun hasilnya, bantuan yang dikirim tak lebih dari empat karton air gelas, sembilan karton mie instan, dan tujuh karung beras ukuran 5 kg—dengan dua karung dalam kondisi rusak.

Yang lebih menyakitkan, lanjutnya, sekitar 26 kepala keluarga tidak masuk data penerima bantuan. Ini menunjukkan lemahnya pendataan dan buruknya koordinasi BPBD.

“Saya kecewa berat. Ini bukan hanya kelalaian, tapi penghinaan terhadap korban. Bahkan Kepala BPBD sempat mengatakan bantuan tak perlu diganti—itu sangat tidak manusiawi. Saya yang akhirnya harus ambil alih dan menyalurkan bantuan mandiri bersama Gereja GPM Labuha,” ujar legislator Dapil 1 Bacan tersebut.

Ia juga mengungkap bahwa sebelumnya pihak Klasis GPM Bacan telah berkoordinasi langsung dengan Bupati, yang menjanjikan distribusi bantuan malam harinya. Namun bantuan yang tiba dinilai jauh dari janji, bahkan tidak layak konsumsi manusia.

Fransiska menilai tidak adanya pendekatan sistematis dari BPBD Halsel dalam menghadapi bencana. Fokus hanya pada pembagian sembako, tanpa rencana jangka panjang seperti perbaikan drainase, pemetaan risiko, atau edukasi masyarakat.

“Jangan bangga bagi-bagi sembako lalu selesai. Apa tidak malu melihat korban menerima beras bekas gigitan tikus? Ini bukan sekadar bantuan, tapi wajah pemerintah yang sedang dilihat rakyat,” katanya.

Ia mendesak agar Kepala BPBD Aswin Adam segera bertanggung jawab dan melakukan evaluasi total atas cara kerja lembaganya.



“Saya akan sampaikan langsung kepada Bupati. Jika BPBD tidak bisa bekerja secara manusiawi, maka lebih baik diganti dengan orang yang punya empati,” tutupnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Kepala BPBD Halsel Aswin M. Adam belum memberikan klarifikasi resmi atas berbagai tudingan yang dilontarkan terhadapnya. (Idham)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com