![]() |
Foto istimewa |
Surakarta, 5 Mei 2025 — Profesi akuntan di era digital tidak lagi cukup hanya bermodalkan keterampilan manual atau pemahaman konvensional. Integrasi antara kemampuan teknologi, profesionalisme, dan nilai-nilai etika kini menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan global. Hal ini ditegaskan oleh Muhammad Aras Prabowo, S.E., M.Ak., Kaprodi Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta dalam Workshop Technology in Accounting yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Mas Said Surakarta.
Dengan tema "Level Up Your Accounting Skills: Integrating Technology for a Smarter Future", kegiatan ini berhasil menarik ratusan peserta dari berbagai universitas di Solo Raya. Bertempat di Aula Gedung A Lantai 1, workshop ini menjadi ruang pembelajaran yang mempertemukan mahasiswa dan praktisi untuk mendiskusikan pentingnya peran teknologi dalam praktik akuntansi yang profesional dan beretika.
Dalam sesi pemaparan materi, Aras menyoroti pentingnya penguasaan teknologi seperti big data, cloud computing, kecerdasan buatan (AI), hingga sistem ERP (Enterprise Resource Planning) sebagai kebutuhan mendasar akuntan masa kini. Namun ia menegaskan bahwa kecanggihan teknologi harus tetap dikawal dengan komitmen terhadap nilai etika.
“Profesi akuntan kini berada di simpang strategis. Teknologi bukan sekadar alat bantu, tapi pondasi kerja. Namun tanpa etika, akuntansi bisa kehilangan arah,” ujar Aras di hadapan peserta.
Ia menyebut bahwa perusahaan saat ini sangat membutuhkan akuntan yang mampu menganalisis data keuangan secara cermat, membuat proyeksi berdasarkan algoritma, serta memahami sistem informasi akuntansi modern. Namun di balik semua kecanggihan itu, seorang akuntan tetap dituntut menjaga kejujuran, tanggung jawab, dan integritas.
“Teknologi mempercepat, tetapi nilai dan akhlaklah yang membimbing,” tambahnya. Aras juga mengajak para mahasiswa untuk tidak hanya mengejar keterampilan teknis, tetapi juga membangun karakter sebagai akuntan yang jujur, adil, dan amanah.
Pandangan ini mendapat dukungan dari Prof. Dr. M. Rahmawan Arifin, S.E., M.Si., Dekan FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, yang turut hadir sebagai keynote speaker. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya mempersiapkan generasi muda akuntan yang siap bersaing secara global dengan penguasaan teknologi dan karakter yang kuat.
“Mahasiswa FEBI harus menjadi agen perubahan. Workshop ini adalah langkah awal untuk menyatukan teori, teknologi, dan karakter dalam satu kesatuan yang utuh,” ujarnya.
Workshop ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi Syariah (HMPS AKS) FEBI UIN Raden Mas Said, bekerja sama dengan Kabinet Mahika FEBI. Lailatul Karimah, Bendahara Umum HMPS AKS 2025, bertindak sebagai moderator dalam acara tersebut. Ia menyampaikan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi, terutama karena materi yang disampaikan sangat relevan dengan masa depan profesi mereka.
Selain menyajikan materi yang berbobot, peserta juga mendapatkan berbagai fasilitas seperti e-sertifikat, doorprize, relasi baru, snack, dan makan siang. Pendaftaran kegiatan dilakukan melalui QR code yang disebarluaskan di berbagai kanal media sosial HMPS AKS.
Workshop ini bukan sekadar forum akademik, tetapi juga menjadi ajang membangun jaringan antarmahasiswa dan narasumber profesional. Banyak peserta mengaku mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana memanfaatkan teknologi secara bijak dalam praktik akuntansi dan pentingnya menjaga nilai-nilai etika profesi.
“Ini pengalaman yang sangat berharga. Saya jadi lebih memahami bahwa akuntansi bukan sekadar angka, tetapi tentang tanggung jawab dan inovasi,” ujar seorang mahasiswa peserta dari UIN Surakarta.
Workshop Technology in Accounting membuktikan bahwa pendidikan tinggi terus bertransformasi dalam menjawab tantangan zaman. Kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan mahasiswa menjadi fondasi penting dalam mencetak akuntan masa depan yang tangguh secara digital, berkarakter kuat, dan siap berkontribusi secara global.